view plainprint? view plainprint?
Kode script ChatBox Anda atau bisa diganti dengan kode widget atau apa sajalah terserah.....
ChatBox
Home » » Musibah Sukhoi, Kemungkinan Tak Ada Korban Selamat

Musibah Sukhoi, Kemungkinan Tak Ada Korban Selamat

Written By tvberita.com on Saturday, 12 May 2012 | 11:13

JAKARTA- Badan SAR Nasional (Basarnas) Jumat kemarin berhasil menemukan sebagian korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100) yang jatuh di lereng Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Namun kondisi jenazah korban sudah tidak utuh lagi, bahkan sebagian hanya berbentuk serpihan daging. Menurut rencana, jenazah yang sudah dimasukkan ke dalam 12 kantong mayat itu dievakuasi dan diterbangkan ke Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu pagi ini.

Koordinator Tim Pencari dan Penyelamat Korban Kecelakaan Pesawat SSJ 100 Kolonel (Inf) AM Putranto kepada wartawan, di Bogor, Jumat, mengatakan, enam kantong mayat sudah diangkat ke ketinggian 2.211 meter di atas permukaan laut (mdpl) Gunung Salak dan enam lagi akan diupayakan diangkat Sabtu pagi ini. Lokasi jatuhnya pesawat berada di ketinggian 2.000,5 mdpl.

"Kami berharap evakuasi jenazah korban bisa dilakukan dengan cepat. Ada dua skenario evakuasi korban, yakni dengan melalui jalur darat dan udara," kata Putranto.

Sebelum evakuasi dilakukan, tim SAR akan melihat kondisi alam apakah evakuasi korban layak menggunakan jalur darat ataukah lewat jalur udara. Menurut rencana, evakuasi jenazah dilakukan secara estafet.

Jumat kemarin, tim SAR belum menemukan tanda-tanda korban selamat. Bahkan semalam Ketua Misi Pencarian Basarnas Ketut Parwa mengatakan, berdasarkan informasi tim SAR gabungan, kemungkinan besar tidak ada korban yang selamat pada peristiwa jatuhnya pesawat SSJ 100 itu.

"Dilihat dari kondisi jatuhnya pesawat di tebing Gunung Salak di ketinggian 2.000,5 mdpl, kemungkinan besar tidak akan ada korban yang selamat pada peristiwa tersebut," kata Ketut.

Menurut dia, kondisi badan pesawat yang sudah menjadi kepingan menandakan benturan antara pesawat dan tebing sangat kuat. Para korban yang berada dalam pesawat sudah dipastikan ikut hancur. Ini terlihat dari ditemukannya jenazah korban yang sudah menjadi bagian-bagian tidak utuh.

Sementara itu, sebagian keluarga korban masih berharap mukjizat. Apalagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta keluarga bersabar dan berharap mukjizat ketika dia mengunjungi dan berjabat tangan dengan keluarga korban di terminal kedatangan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat.

"Pak Presiden bilang, insya Allah ada mukjizat. Presiden berharap masih ada mukjizat terhadap korban. Kami disuruh sabar, tunggu informasi resmi," kata perempuan berkerudung dari keluarga korban Ahmad Fajal (Indo Asia).

Wanita itu tidak dapat menahan kesedihannya ketika bercakap-cakap dengan SBY. Dia menangis histeris dan kemudian memeluk Ibu Ani Yudhoyono.

Harapan tentang mukjizat juga disampaikan Sandra, istri Donardi Rahman, Direktur Marketing PT Aviastar. "Saya masih berharap yang terbaik," ujarnya saat ditemui wartawan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, kemarin.

Sandra bersama keluarga mendatangi RS Polri Kramat Jati, menunggu kepastian adanya jenazah korban yang sudah dievakuasi. Namun, dia mendapat kabar bahwa jenazah baru dibawa ke rumah sakit tersebut, Sabtu ini.

"Kami berharap paling tidak jenazah masih utuh," kata salah satu keluarga Sandra, yang kemudian bergegas meninggalkan rumah sakit.

Sebagian keluarga korban lebih memilih tinggal di rumah menunggu kepastian nasib keluarga mereka. Itu antara lain dilakukan istri dan anak Anton Daryanto (55). Bapak dua anak itu bekerja di perusahaan Sky dan ikut dalam penerbangan SSJ 100.

Salah satu kerabat Anton yang bernama Afrizal mengatakan, pihak keluarga masih meyakini Anton selamat, walaupun kemungkinan selamat tipis. "Secara emosional, secara kondisi fakta di lapangan, peluangnya 5-10 persen," ujarnya.

Afrizal sendiri berada di Lanud Halim Perdanakusuma saat SBY dan Ibu Ani datang. "Pak SBY bilang akan diusahakan pencarian korban. Saya hanya bilang baik. Kami hargai itu," katanya.

Pada kesempatan itu, SBY juga meminta semua pihak tidak menyebarkan informasi yang menyesatkan dan simpang siur mengenai pesawat SSJ 100 yang jatuh di Gunung Salak ini. Menurut SBY, informasi menyesatkan dapat menyusahkan keluarga korban dan mengganggu proses penanganan peristiwa kecelakaan itu.

Presiden menegaskan, semua pihak seharusnya bekerja sama untuk berdoa dan berusaha demi keselamatan para penumpang Sukhoi Superjet 100. "Kalau masih ada yang bisa diselamatkan, diselamatkan," katanya.

Presiden mengatakan, proses evakuasi penumpang pesawat itu masih dilakukan. Proses evakuasi itu menghadapi beberapa kendala, antara lain cuaca dan medan yang terjal.

Tim Rusia

Sementara itu, Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan, Pemerintah Rusia mengirim tim yang terdiri atas 41 ahli investigasi untuk membantu proses investigasi kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100. Satu pesawat Rusia telah sampai di Indonesia dengan membawa 41 orang ahli investigasi. "Satu pesawat lagi akan datang besok untuk membawa perlengkapan investigasi," kata Menhub Mangindaan di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, kedatangan tim dari Rusia itu merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Vladimir Putin mengenai kerja sama penyelidikan penyebab kecelakaan Sukhoi Superjet 100 pada Rabu (9/5) di Gunung Salak, perbatasan Bogor-Sukabumi, Jawa Barat.

Tim Rusia akan bekerja sama dengan Basarnas dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan investigasi. "Intinya, tim Indonesia akan menjadi pemimpin penyelidikan ini, dan tim Rusia hanya membantu proses tersebut," katanya.

Mangindaan juga mengatakan, semua hasil penyelidikan mengenai penyebab kecelakaan, terutama kotak hitam (black box) yang merupakan bukti utama berisi semua rekaman kondisi pesawat dan percakapan di dalam pesawat sebelum dan sesudah terbang tersebut akan diproses di Indonesia.

"Pihak Rusia hanya ingin memastikan proses penyelidikan berjalan secara transparan," ujar dia.

Terkait itu, Kepala KNKT Tatang Kurniadi mengatakan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan dokumen pesawat dan siapa yang bertanggung jawab dalam kecelakaan tersebut.

Selain itu, KNKT juga akan mengungkap penyebab pesawat buatan Rusia tersebut menurunkan ketinggian terbang dari 10.000 kaki ke 6.000 kaki. (Feber S/Antara/Choir/Dwi Putro AA)
Share this article :

0 comments:

Post a Comment