BEKASI, TVBERITA.com - Kemacetan lalu lintas di Kota Bekasi semakin semerawut dan kurang memprihatinkan. Pasalnya, tingkat kemacetan di salah satu yang bertetangga darat dengan DKI Jakarta itu makin parah. Bila pada 2011 lalu tercatat 11 titik kemacetan, untuk 2012 ini bertambah lima lokasi lagi rawan titik kemacetan. Kondisi kemacetan ini membuat warga mengeluh. Lantaran, kemacetan membuat aktivitas mereka terganggu. Kemacetan itu terutama terjadi di persimpangan jalan yang disebabkan oleh beragam persoalan. Seperti jalan sempit, jalan rusak dan angkutan umum yang berhenti tidak pada tempatnya yang membuat kemacetan dan berbagai kendala lainnya. Pantauan Harian DUTA, 11 titik kemacetan yang terdata pada 2011 sebagian besar terdapat pada akses lalu lintas menuju DKI Jakarta. Seperti Simpang Harapan Indah, Simpang Pondok Ungu, Simpang Alexindo, Simpang Lima dan lainnya. Jumlah titik kemacetan itu bertambah 5 lokasi pada 2012 ini. Yakni di Simpang Rawa Bambu Medan Satria, Simpang Lampu Merah (traffic light) ATB Pekayon, Simpang Lampu Merah Teluk Buyung, Simpang Ngurah Rai arah pintu masuk tol JORR Cakung dan Simpang Rawa Lumbu. Wakasat Lantas Polres Metro Bekasi Kota, AKP Mustamal mengatakan penambahan titik kemacetan di Kota Bekasi disebabkan bertambahnya pemukiman penduduk. Contohnya, di Simpang Rawa Lumbu yang setahun lalu arus kendaraanya belum padat tapi tahun ini mulai merayap. Itu terjadi lantaran di kawasan itu berdiri beberapa perumahan baru.
Titik Kemacetan Jalan di Kota Bekasi 1. Simpang Harapan Indah 2. Simpang Pondok Ungu 3. Simpang Alexindo 4. Simpang Lima 5. Simpang Sumir 6. Simpang Kampung Dua 7. Simpang Pekayon 8. Simpang Sumber Arta 9. Simpang Galaksi 10. Simpang Pondok Gede 11. Simpang Rumah Sakit Bella 12. Simpang Rawa Bambu Medan Satria 13. Simpang Lampu Merah ATB Pekayon 14. Simpang Lampu Merah Teluk Buyung 15. Simpang Ngurah Rai arah masuk tol JORR Cakung 16. Simpang Rawa Lumbu. ”Sehingga, yang awalnya sepi dengan bertambahnya pemukiman baru membuat penduduknya bertambah. Membuat akses lalu lintas makin padat,” ungkapnya. Guna mengatasi kemacetan itu, jajaran Satlantas Polres Metro Bekasi Kota musti bekerja ekstra. Dengan melakukan penambahan polantas yang berjaga. Bila awalnya hanya butuh 1-2 orang, kini menjadi 4-5 orang petugas sekali jaga. Dengan maksud, mengurai kemacetan yang kerap terjadi pada jam sibuk yakni jam berangkat dan pulang kerja. ”Petugas yang kami kerahkan berusaha melakukan pengaturan lalu lintas. Mereka standby setiap hari di titik-titik rawan kemacetan,” cetusnya lagi. Dia juga mengatakan setiap lokasi kemacetan diberlakukan aturan berbeda. Seperti di Simpang Sumber Arta setiap jam sibuk pukul 06.00 pagi hingga pukul 16.00 diberlakukan tiga lajur alur kendaraan menuju Jakarta. Sedangkan arah sebaliknya satu jalur. Sedangkan, di Simpang Teluk Buyung diberlakukan sistem buka tutup tergantung kepadatan lalu lintas yang terjadi. Seperti seluruh kendaraan yang melintas dari arah Babelan harus melalui Jalan Perjuangan. Tapi berbagai upaya itu dilakukan untuk sementara atau tentatif. Akibatnya, berbagai kemacetan itu belum teratasi sepenuhnya. Tapi yang diupayakan polisi walau terjadi kemacetan tapi kendaraan tetap jalan dan tidak tetap. ”Pemecahan kemacetan yang kami lakukan agar kendaraan tetap bergerak walau dalam kondisi macet,” ungkapnya lagi. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi Supandi Budiman mengatakan banyak faktor yang menyebabkan bertambahnya titik rawan kemacetan di Kota Bekasi. Seperti badan jalan sempit dan volume kendaraan yang terus bertambah di tahun 2012 ini. Apalagi, lebar jalan di Kota Bekasi kebanyakan memiliki tidak lebih dari 7 meter untuk dua jalur. Dia juga mengatakan, guna mengatasi kemacetan ini pihaknya menerjunkan 100 personel petugas dishub yang ditempatkan di titik-titik rawan kemacetan. ”Kami bersama-sama petugas polantas Polres Metro Bekasi Kota menempatkan petugas di lokasi titik rawan kemacetan untuk melakukan pengaturan untuk mengurai kemacetan yang terjadi,” paparnya juga. Selain itu, jalan rusak di beberapa titik di Kota Bekasi juga membuat kemacetan bertambah parah. Seperti Jalan Narogong dan Jalan KH Noer Ali yang masih banyak titik jalan yang berlubang-lubang. ”Saat ini Jalan KH Noer Ali hanya 6 lajur untuk dua arah atau masing-masing 3 lajur untuk satu jalur. Jadi memang kecil dan tidak sebanding dengan kendaraan yang ada,” tandasnya. (rosyid)
|
0 comments:
Post a Comment