view plainprint? view plainprint?
Kode script ChatBox Anda atau bisa diganti dengan kode widget atau apa sajalah terserah.....
ChatBox
Home » » Seni Tradisional Odong-Odong Masih Digemari Warga Karawang

Seni Tradisional Odong-Odong Masih Digemari Warga Karawang

Written By tvberita.com on Tuesday 22 May 2012 | 21:48

KARAWANG, TVBERITA.com - Seni traditional masih banyak digemari orang-orang di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya di Cilamaya Kabupaten Karawang Jawa Barat, yang masih gemar meramaikan seni tradisional Odong-odong. Seni tersebut biasa diadakan ketika ada salah satu keluarga yang menghitankan anak laki-lakinya. Sebagai hiburannya buat anak laki-laki tersebut dan warga sekitar maka Odong-odong lah sebagai hiburannya tersebut.

Seni tradisional Odong-odong di Kp Tnjung Pasir RT/RW : 07/05 Ds. Cikalong Kebon Kec. Cilamaya Wetan Kab. Karawang Jawa Barat itu diselenggarakan oleh pemangku hajat bapak Barotim yang menghitankan putra sulungnya. Sebagai penghibur agar putranya tersebut mau dikhitan.

“Daerah sini memang masih marak dengan Odong-odong, jadi kami sekeluarga selaku pemangku hajat ingin memenuhi kegemaran warga sisni dan putra kami agar mau dikhitan.” Ujar Barotim kepada TV.berita.com.

Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa Odong-odong adalah hiburan yang digemari warga dan anak-anak dan lebih aman dari keributan anak muda dari pada hiburan lain, seperti Dangdut atau Organ.

Seperti yang diungkapkan Oni Tasroni selaku warga yang menyaksikan hiburan tersebut, dia mengatakan, “Odong-odong itu cukup menghibur dan keamanannya lebih terjaga dari pada Dangdut atau Organ.” Ungkapnya.

Odong-odong merupakan kesenian tradisi menempatkan hewan singa sebagai tokoh. Salah satunya adalah kesenian Sisingaan, khas Kabupaten Subang, Jawa Barat. Di salah satu sudut kampung, tepatnya di jalan raya yang tak terlalu padat lalu lintasnya, sejumlah anak, yang rata-rata balita tampak ceria. Mereka menaiki odong-odong, yakni semacam becak kayuh yang dirancang scdemikian rupa untuk mengangkut anak-anak putar-putar kampung sambil mendengarkan alunan musik.

Perkembangan secara keseluruhan pun terbilang signifikan. Dari bentuk boneka singa kembar yang sangat sederhana, menjadi singa-singa yang tampak gagah lagi menarik. Kostum para pengusung singa kembar pun tak mau kalah, dari yang tampak ala kadarnya sampai penuh warna dan kadang kontras menyolok mata. Seolah ingin menunjukkan 'inilah kami'.

Demikian pula dengan pola gerak, alat musik pengiring, lagu-lagu yang rata-rata sedang populer di masyarakat dengan aransemen khas Sisingaan, sampai penambahan penari latar yang rata-rata perempuan.

Pada dasarnya Sisingaan terdiri dari tetabuhan berbagi instrumen musik tradisional yang rancak, dipadukan dengan sejumlah gerakan yang terdiri dari Pasang (Kuda-kuda), Bangkaret, Masang (Ancang-ancang), Gugulingan, Sepakan Dua, Langkah Mundur, Kael, Mincid, Ewag, Jeblag, Putar Taktak, Gendong Singa, Nanggeuy Singa, Angkat Jungjung, Ngolecer, Lambang, Pasagi Tilu, Melak Cau, Nincak Rancatan, dan Kakapalan.

Alat musik yang digunakan antara lain Kendang Indung (2 buah), Kulanter, Bonang (ketuk), Tarompet, Goong, Kempul, dan Kecrek yang dimainkan sambil berdiri atau berjalan, dengan alat musik yang diikat ke tubuh. Lagu-lagu dalam Sisingaan diambil dari lagu-lagu kesenian Ketuk Tilu, Doger, dan Kliningan. ( Asep Riyadi )
Share this article :

0 comments:

Post a Comment