view plainprint? view plainprint?
Kode script ChatBox Anda atau bisa diganti dengan kode widget atau apa sajalah terserah.....
ChatBox
Home » » Air Sungai di Cianjur Banyak Tercemar

Air Sungai di Cianjur Banyak Tercemar

Written By tvberita.com on Saturday 30 June 2012 | 18:16

CIANJUR, TVBerita.com – Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kab. Cianjur memeringati warga agar berhati-hati memanfaatkan aliran air sungai untuk memenuhi kebutuhan MCK (Mandi, Cuci, Kakus).
Pasalnya, pihak KLH meyakini beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) telah tercemar sehingga tidak layak untuk digunakan apalagi dikonsumsi. Sejumlah DAS yang telah tercemari itu diantaranya DAS Cikundul, DAS Cilemat, DAS Lebak Selang hingga Waduk Cirata. 
 
Kepala Sub Bidang Pengawasan Pencemaran Air dan Udara KLH Cianjur, Evi Hidayah menyebutkan, kondisi air sungai yang sudah tercemar itu didapat setelah pihaknya melakukan uji sampel air pekan lalu.
“Bedasarkan hasil pemeriksaan di sepanjang aliran Sungai Cikundul diketahui kebutuhan akan oksigen (COD) serta biologi oksigen (BOD) sangat tinggi, sehingga  kondisi tersebut membuat air di sepanjang aliran Sungai Cikundul tidak layak,” ungkapnya, kemarin.
 
Selain uji sampel di DAS Cikundul, pihaknya juga melakukan penelitian terhadap kandungan air di DAS lainnya. Hasil dari uji sampel memperlihatkan air yang mengalir di sejumlah DAS tersebut juga ditemukan mengandung E Coli atau Escherichia Coli. “Bahkan keberadaannya sudah diambang batas sehingga berbahaya kalau dikonsumsi oleh masyarakat,” ujarnya.
 
Sayangnya, dituturkan Evi, sebagian masyarakat yang tinggal di sejumlah aliran sungai tersebut masih memanfaatkan airnya untuk memenuhi kebutuhan MCK. Pihaknya mengingatkan warga untuk tidak mengkonsumsi air tersebut untuk air minum.
 
“Mungkin warga sudah terbiasa dengan kondisi air seperti itu, sehingga kalau sekedar untuk MCK tidak menimbulkan dampak apapun. Hanya saja kami mengimbau agar airnya tidak dijadikan air minum karena sangat tidak layak,” ungkapnya.
 
Sementara tercemarnya air di beberapa DAS tersebut, menurut Evi lebih disebabkan limbah pabrik yang masih membuang limbahnya ke sungai. Selain itu, volume limbah domestik produksi warga yang semakin tinggi memperburuk kondisi air sungai tersebut.
 
“Sayang untuk riset uji sampel air sungai ini kita masih terkendala anggaran sehingga hanya dapat dilakukan sekali. Padahal, minimalnya untuk satu sungai memerlukan hingga tiga kali penelitian,” pungkasnya.  (Maharaya Akbar)
Share this article :

0 comments:

Post a Comment