view plainprint? view plainprint?
Kode script ChatBox Anda atau bisa diganti dengan kode widget atau apa sajalah terserah.....
ChatBox
Home » » Harga Anjlok, Petani Tomat di Cianjur Meradang

Harga Anjlok, Petani Tomat di Cianjur Meradang

Written By tvberita.com on Sunday 24 June 2012 | 19:48

CIANJUR, TVBerita.com  – Petani tomat di wilayah Cianjur, Jawa Barat sedang meradang karena harga jual tomat berbagai jenis di pasaran saat ini sedang merosot tajam. Pantauan di sentra pedagang sayuran di Cianjur, harga jual tomat saat ini hanya Rp 800 per kg.
 
Harga tersebut jauh di bawah harga normal yakni Rp 2.500 per kg hingga Rp 8.000. Kondisi tersebut tentunya sangat merugikan para petani tomat yang harus menelan pil pahit karena biaya produksi tidak menjadi tidak sebanding dengan pendapatan hasil panen.
 
"Harga jual tomat saat ini Rp 800 per kilogram, jauh di bawah harga biasanya. Dengan kondisi ini jelas membuat kami para petani tomat menelan kerugian besar," keluh Jae Jaelani (40), seorang petani sayuran di wilayah Cimacan, Kec. Cipanas, Cianjur Minggu (24/6)
 
Anjloknya harga jual komoditasnya itu dikatakan Jae lebih karena melimpahnya pasokan sayuran terutama tomat dari luar daerah, sehingga menjatuhkan harga jual tomat lokal. “Kita rugi besar mas! Musim tanam lalu saja saya keluar biaya produksi sekitar Rp 7 juta, namun saat panen ini, tomat saya tidak laku di pasaran karena banyak dari luar kota, kalaupun terpkasa di jual harganya yah itu tadi, jatuh,” tuturnya.
 
Bahkan sejumlah petani, kata dia, sengaja membiarkan tomatnya membusuk karena tidak punya dana untuk melakukan panen. “Yah paling-paling dibiarkan busuk untuk pupuk,” tuturnya.
 
Sementara petani di Pacet, Eman Parmin (39) mengaku terpaksa menjual tomat hasil panennya sendiri dengan cara berkeliling dari kampung ke kampung. Dengan begitu, ia mengaku dapat mengurangi beban kerugian akibat anjloknya harga di pasaran.
 
“Tapi dengan cara begitu tidak lantas tomat-tomat saya laku keras. Tapi yang mendinglah dibandingkan saya jual ke tengkulak dengan harga yang sangat rendah,” katanya. Ia menilai, melimpahnya tomat dari luar kota karena dipengaruhi musim panen yang berbarengan di beberapa daerah penghasil tomat seperti Majalengka dan Bandung. “Dari daerah Bandung dan Majalengka pun menjual tomatnya ke sini. Karena pasokan tomat banyak, sehingga tengkulak pun berani menekan harga hingga sangat murah. Jadinya, yang rugi tentu saja kami para petani ini,” pungkasnya. (Maharaya Akbar)
 
Share this article :

0 comments:

Post a Comment