KARAWANG, TVBERITA.com - Bertepatan di Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2012, Wakil Bupati Karawang dr. Cellica Nurachadiana bersama ratusan pemulung dan siswa sekolah melakukan aksi memungkut sampah langsung di sepanjang jalan Ahmad Yani. Aksi memungut sampah langsung oleh orang nomor dua di Kabupaten Karawang ini mendapat sambutan hangat dari warga setempat.
Sedikitnya 150 pemulung yang tergabung dalam KPK (Komunitas Pemulung Karawang dan ratusan siswa SMK Negeri 2 Karawang bersama Wakil Bupati dr. Cellica Nurachadiana menyusuri Jalan By Pass sembari memungut sampah plastik dan kertas yang berserakan di tepian jalan. Aksi ini merupakan gagasan KPK yang meminta Pemda Karawang untuk bisa merasakan pekerjaan para pemulung di Karawang. Ajakan ini ditanggapi serius Cellica dan dia bersedia bersama para pemulung melakukan aksi turun ke jalan.
Semula dari jumlah kecil, aksi ini disambut raturan siswa yang memang sedang mensosialisasikan Hari Lingkungan Hidup ke masyarakat di depan sekolah mereka, akhirnya para siswa dari SMK Negeri 2 Karawang pun bersama pemulung dan wakil bupati memungut sampah bersama di sepanjang jalan yang mereka lalui. Di sepanjang jalan, Cellica mengajak sejumah warga lainnya termasuk pegawai pemerintah untuk memperhatikan lingkungan.
Dijelaskan dr. Cellica Nurachadiana, soal bersih-bersih rumah merupakan kebiasaannya setiap hari, tetapi memungut bersama para pemulung adalah hal yang baru dilakukannya. Untuk itu, pada kesempatan Hari Lingkungan Hidup ini Cellica mengajak seluruh masyarakat supaya menerapkan hidup bersih dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Sementara itu, wakil bupati memberikan apreasiasinya kepada para pemulung yang sudah banyak membantu menciptakan lingkungan di Karawang menjadi bersih. "Kita pun memperhatikan kehidupan para pemulung dan di Hari Lingkungan Hidup ini saya mengajak kepada semua masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya," ucap Cellica.
Ketua KPK, Hedi Irwansyah (41) menyatakan, komunitasnya ingin mendapat pengakuan dari pemerintah, karena pemulung sering berhadapan dengan Satpol PP. Dengan mendekati pemerintah seperti ini maka pemulung akan dilindungi hak-haknya. Dia menceritakan, seorang pemulung setiap harinya hanya mendapatkan penghasilan Rp 40 ribu dari hasil menjual barang bekas plastik dan kardus ke pengepul, bahkan hampir semua anak-anak pemulung tidak bisa sekolah. Telebih para pemulung dihimpit harga sembako yang dinilai mahal untuk mereka.
Berdasarkan catatan KPK, di Karawang tercatat ada 240 orang pemulung, sedangkan menurut keterangan Dinas Sosial Karawang, jumlah gelandangan dan pengemis di daerah lumbung padi ini sebanyak 236 orang. Dinas Sosial mengaku kewalahan membimbing gelandangan yang sedang dibekali keahlian, dari belasan orang gelandangan yang sedang didik, hingga kini jumlah mereka menyusut. "Ya, namanya juga gelandangan, tidak mau dibekali keahlian, dari belasan yang diberi pelatihan, setiap hari jumlahnya menyusut hingga saat ini tidak ada satu pun gelandangan yang masuk kelas kursus di Dinas Sosial," kata Kasi Anak Jalanan Dinas Sosial Karawang, Tatang. (asep saepudin hasan)
0 comments:
Post a Comment