view plainprint? view plainprint?
Kode script ChatBox Anda atau bisa diganti dengan kode widget atau apa sajalah terserah.....
ChatBox
Home » » Kekeringan Mengancam Pertanian Cianjur

Kekeringan Mengancam Pertanian Cianjur

Written By tvberita.com on Tuesday, 26 June 2012 | 10:03

CIANJUR, TVBERITA.com – Musim kemarau yang saat ini terjadi di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengancam ratusan hektar areal pertanian dilanda kekeringan. Pemerintah setempat pun mengaku telah melakukan antisifasi dini menghadapi ancaman kekeirngan ini.
 
Pemkab Cianjur melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) telah me-warning masyarakat petani akan ancaman kekeringan di musim kemarau saat ini, terutama persoalan berkurangnya pasokan air.
 
Sejumlah wilayah yang ditenggarai terancam kekeringan diantaranya, Kec. Sukaluyu, Kec. Kadupandak dan Kec. Cijati, karena di wilayah tersebut areal pertanian dan pesawahan menggunakan sistem tadah hujan,” kata Kepala DPTPH Kab. Cianjur, Sudrajat Laksana di ruang kerjanya, Selasa (26/6).
 
Pihaknya pun sudah jauh-jauh hari mengantisipasi ancaman kekeringan ini, salah satunya dengan menambah sarana irigasi desa, termasuk memperbaikinya. Hal ini dilakukan, agar pasokan air ke lahan pertanian dapat berjalan sebagaimana biasanya.
 
Selain itu, sambung dia, pihaknya secara berkesinambungan terus mensosialisasikan mengenai pola tanam. Jika biasanya pola tanam yang digunakan adalah padi-padi-palawija, saat ini, sebut dia, pihaknya menghimbau petani agar mengubah pola tanam menjadi padi-palawija-palawija.
 
“Kondisi ini (kemarau, red) memang selalu terjadi setiap tahunnya. Karenanya kita selalu mempersiapkannya sedari dini apabila masa itu tiba seperti sekarang ini,” pungkasnya.
Sementara sejumlah petani yang ditemui di areal pesawahannya masing-masing mengaku mulai merasakan dampak kemarau ini, salahsatunya pasokan air yang semakin menyusut debitnya. Akibatnya, mereka mengeluhkan penurunan produksi. 
 
“Saat ini saya hanya sanggup panen 1 kwintal satu hektar. Padahal biasanya kalau kondisi cuaca normal bisa panen 3 hingga 5 kwintal,” tutur Emoh (55), salah seorang petani di Kampung Cipicung, RT 05/04, Desa Rahong, Kecamatan Cilaku, Kab. Cianjur, kemarin.
 
Emoh menyebutkan, dampak kekeringan sudah terasa sejak dua minggu terakhir. Minimnya pasokan air terhadap areal pesawahannya mengakibatkan masa panen padi tidak menghasilkan produksi secara optimal.
“Dengan kondisi seperti ini, saya dan sesama petani lainnya jadi berfikir dua kali untuk menanam padi awal saat-sat ini,” ucapnya.
 
Senada Adep (46), warga Kp. Sukaluyu, Desa Sukaluyu, Kec. Sukaluyu, Cianjur mengaku khawatir dengan kondisi alam seperti sekarang ini. Sebagaimana pengalaman tahun-tahun sebelumnya, musim kemarau akan menyulitkan para petani untuk mendapatkan pasokan air.
 
“Seperti tahun lalu, saat wilayah kami kekeringan, nyaris aktivitas produksi kami lumpuh  karena areal pesawahan menjadi kering kerontang,” tukasnya. (Maharaya Akbar)
Share this article :

0 comments:

Post a Comment