CIANJUR, TVBerita.com – Pemkab Cianjur, Jawa Barat mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan HIV/AIDS tahun 2012 sebesar Rp 25 juta. Nilai anggaran tersebut jauh merosot dari anggaran yang sebelumnya diajukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) setempat yakni sebesar Rp 400 juta.
Direktur Gerakan Penanggulangan Narkoba dan AIDS (GPNA) wilayah Cianjur-Sukabumi, Asep Mirda Yusuf menyebutkan, nilai anggaran yang diberikan Pemkab Cianjur tersebut sangat keterlaluan.
Pasalnya, kalau dibandingkan dengan daerah lain, semisal Kota Sukabumi dan Kab. Bogor, nilai anggaran untuk penanggulangan AIDS di masing-masing daerah tersebut bias mencapai Rp 500 juta per tahunnya.
Lagipula, tegas dia, dengan nilai anggaran sebesar itu, penanggulangan HIV/AIDS di wilayah Kab. Cianjur dipastikan tidak akan berjalan optimal, bahkan menurutnya, tidak akan berdampak apapun.
“Sangat keterlaluan pemerintah mengalokasikan nilai sebesar itu. Mereka menganggap ini masalah kecil sehingga cukup didanai alakadarnya," ungkap Asep di Kantor KPA Cianjur, Selasa (10/7).
Menurutnya, kecilnya anggaran tersebut bukan sebatas persoalan ada dan tidak adanya anggaran yang dimiliki pemerintah, namun lebih kepada rendahnya kepekaan pemerintah terhadap krisis atau sense of crisis atas persoalan HIV/AIDS tersebut.
Padahal, tegas dia, persoalan HIV/AIDS di Cianjur merupakan fenomena gunung es yang suatu saat nanti akan mencuat ke permukaan. "Kalau seperti ini kenyataannya tunggu saja kehancuran Cianjur, dalam kurun tiga tahun ke depan, jumlah penderita HIV/AIDS bisa berlipat dari jumlah sekarang bahkan bisa mencapai ribuan," tandasnya.
Sementara, Sekretaris KPA Cianjur, H. Hilman Kurnia menyebutkan, awalnya pihaknya mengajukan dana sekitar Rp 400 juta. Namun oleh Pemkab Cianjur, sebut dia hanya disanggupi sebesar Rp 50 juta.
"Namun saat realisasi turun lagi jadi Rp 25 juta, kami tidak tahu kenapa, namun yah memang begitu kenyataannya," tutur Hilman kepada Jurnal Bogor di kantornya, kemarin.
Menurutnya, nilai anggaran tersebut dinilai ironis dengan kasus HIV/AIDS di Cianjur yang kondisinya semakin parah setiap tahun. Sebagai informasi, jumlah penderita HIV/AIDS di seluruh wilayah Kab. Cianjur hingga saat ini mencapai 281 orang, terdiri atas 90 orang terinfeksi HIV dan 126 positif menderita AIDS. Dari jumlah tersebut, 32 orang penderita diantaranya telah meninggal dunia.
Dengan nilai anggaran sebesar itu, pihaknya terpaksa memangkas hampir seluruh program dan agenda yang berkaitan langsung dengan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS. Berbagai agenda, sebut Hilman, seperti sosialisasi, pelaksanaan VCT (Volountry Conseling Test) dan lainnya terpaksa ditiadakan termasuk program VCT dan kegiatan sosialisasi ke wilayah Cianjur selatan yang sebelumnya telah diagendakan tahun ini.
"Dampaknya tentu saja upaya pencegahan HIV/AIDS jadi terhambat, termasuk tingkat pemahaman masyarakat sebesar 95 persen dipastikan meleset. Saat ini, tingkat pemahaman masyarakat Cianjur terhadap HIV/AIDS hanya 15 persen saja," ungkapnya. (Maharaya Akbar)
0 comments:
Post a Comment